HawkHost: Shared Hosting Murah dan Tangguh


Ngeblog! Sudah lebih dari 60 hari memakai Hawkhost. Lalu bagaimana pahit manis bersama Hawkhost? Saya punya semuanya, jika tertarik simak tulisan ini.
Sebenarnya, saya sudah beberapa kali menyinggung Hawkhost, namun kali ini adalah review pengalaman saya memakai Hawkhost lebih 60 hari.
Cerita sampai akhirnya mantap memilih Hawkhost sangat panjang, saya beberapa kali refund dan berganti-ganti server. Hosting lokal, Singapore, dan USA sudah saya coba semuanya.
Saya sempat memberi kesempatan kedua untuk Masterweb, mencoba Site5, Jagoan Hosting, dan Mochahost.
Alasannya akan saya bahas di bawah.

Kenapa Saya Memilih Hawkhost

Jujur saja, saya tidak merasa dirugikan atau dikecewakan dengan Hostgator. Hanya saja kekhawatiran saya yang berlebih.
Jika kamu belum tahu, Hostgator yang sebelumnya dipimpin oleh Brent Oxley dijual kepada perusahan EIG.
Lalu kenapa? Siapa EIG? Detailnya bisa kamu baca ditautan di bawah.
Jika kamu tertarik dengan Hostgator, kamu bisa membaca review saya memakai Hostgator selama dua tahun lebih:
Selama saya memakai Hostgator saya sangat puas, tidak ada yang dikecewakan. Saya sempat berpikir, “jika ada yang lebih murah dan sama baiknya kenapa tidak dicoba?”
Oke, andai kata kamu memilih Hostgator, harga paling murah standard untuk satu tahun dari Hostgator adalah sekitar US$90, tetapi dengan Hawkhost kamu bisa menyewa satu tahun maksimal paling murah adalah sekitar US$27.
Dengan kupon whts50v2, kamu bisa mendapatkan potongan harga 50% untuk tahun pertama.
Saya sendiri sekarang memakai paket Advanced Hawkhost.

Manis Pahit 60 Hari bersama Hawkhost

Jujur saja, kebanyakan manisnya daripada pahitnya. Awalnya saya hanya akan memberikan kesempatan 15 hari saja untuk Hawkhost, lalu jika tidak puas saya memutuskan untuk berpindah ke VPS. Tetapi akhirnya berbicara lain, lebih dari 15 hari saya dipuaskan oleh Hawkhost.

Ketangguhan Hawkhost

Oke, saya akan bicara manisnya terlebih dahulu. Poin penting yang membuat saya suka adalah adanya ukuran yang fix tentang berapa banyak bandwidth dan space yang kita perlukan.
Ada empat paket shared hosting dari Hawkhost, yaitu Basic, Standard, Advanced, dan Super.
Sebenarnya, untuk ngeblog.co sendiri sudah cukup dengan paket Basic, tetapi saya memilih Advanced karena saya meng-host bukan blog ini saja.
Sebagai tolak ukur, setiap bulan saya menghabiskan bandwidth kurang dari 10GB dan tertinggi pernah mencapai 50GB. Untuk UV (Unique Visitors) blog ini perhari antara 1000-3000 dan kadang-kadang sampai 8000.
Kenapa bandwidth yang saya pakai kecil?
Tanpa konfigurasi W3TotalCache dan Cloudflare, seharusnya saya memakai banwidth lebih dari itu.
Berapa trafik maksimal yang bisa di-handle Hawkhost?
Jawaban saya tidak tahu, karena saya sendiri belum pernah sampai ditegur Hawkhost. Tetapi teman saya yang memakai Hawkhost, pernah mengatakan bahwa Hawkhost kuat sampai UV 70k.
Alasan lain saya memilih Hawkhost adalah fitur yang disediakannya segudang. Kamu bisa melihat dahsbord cPanel saya di sni.
Selain itu, Hawkhost memakai Cloudlinux dan webserver LiteSpeed, perlu diketahui kalau cloudlinux membantu server berjalan lebih stabil dan LiteSpeed mempunyai performa dua kali webserver apache. Artinya blog kita bisa diakses lebih cepat.
Kebanyakan web hosting memakai webserver apache.

Masalah-masalah pada Hawkhost

Ada beberapa tips untuk memilih server Hawkhost. Kamu bisa memilih mau di server mana web/blog kamu ditempatkan.
Perharikan juga hal-hal seperti ini:

Kesimpulan

Kesimpulannya sampai saat ini saya puas dengan Hawkhost. Masalah paling berarti saya memakai hawkhost hanya grafik CPU usage saja yang aneh.
Selain itu, support, fitur, dan kesetabilan yang diberikan sangat baik. Sampai saat ini server yang saya monitor melalui pingdom, down hanya 2 menit. Saya anggap itu wajar.
Jika kamu tertarik dengan hawkhost, kamu bisa registrasi di sini. Kamu juga bisa mendapatkan potongan harga 50% memakai kupon whts50v2.

Jika kamu merasa terbantu, jangan lupa like-nya yah.

Komentar